Font Ideal: Serif vs. Sans Serif dalam Desain

Pernahkah Anda berdebat dengan kolega saat dihadapkan pada pilihan font untuk sebuah proyek desain? Atau saat Anda mempresentasikan proyek di depan para direksi atau klien, ada komentar terkait font yang Anda gunakan? 

 

Font memang merupakan elemen penting dalam industri desain grafis, baik untuk media cetak maupun digital. Font dapat memperkuat pesan visual dari sebuah ilustrasi, foto, atau grafis. Namun, jika pemilihannya tidak tepat, font dapat mengalihkan perhatian audiens dan menyulitkan mereka dalam memahami makna yang ingin disampaikan.

 

Jadi, font manakah yang paling ideal untuk kita gunakan dalam proyek desain? Apakah jenis serif atau sans serif? 

 

Mengenal Font Serif dan Sans Serif

Font serif memiliki elemen dekoratif berupa garis kecil di setiap ujung huruf yang sering disebut “serif.” Dalam buku Richardson (2022) disebutkan, “A serif is ‘a short, light line projecting from the main stroke of a letter’ (Chicago Manual of Style, 2003, p. 837) that often takes the form of a small finishing stroke at the top or bottom of a letter.” Elemen ini dipercaya membantu pandangan mata mengikuti barisan teks dengan lebih mudah, sehingga font serif sering digunakan dalam buku, koran, dan majalah untuk kenyamanan membaca dalam jangka waktu lama.

 

Beberapa font serif populer yang sering digunakan dalam media cetak adalah Garamond, Baskerville, Palatino, dan Times New Roman. Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang font serif lainnya, Anda dapat melihat artikel Jenis Font Terbaik untuk Buku.

 

Sebaliknya, font sans serif tidak memiliki elemen dekoratif di ujung-ujungnya, sehingga tampilannya lebih sederhana, bersih, dan modern. Font sans serif sering digunakan dalam media digital seperti situs web dan aplikasi karena dianggap lebih mudah dibaca di layar. Contoh font sans serif yang umum digunakan adalah Arial dan Helvetica. Jika Anda ingin mengetahui jenis font sans serif lainnya, silakan lihat artikel Jenis Font Terbaik untuk Buku.

 

Legibilitas Font dalam Media Cetak dan Digital

Dalam buku The Legibility of Serif and Sans Serif Typefaces: Reading From Paper and Reading From Screens, Richardson (2022) menuliskan bahwa tidak ditemukan perbedaan yang signifikan dalam tingkat keterbacaan antara font serif dan sans serif ketika digunakan dalam media cetak. “Are there any differences in the legibility of serif and sans serif typefaces when they are used to generate printed material? The modal finding from the research studies that have been reviewed is that there are not….”

 

Richardson juga menyoroti bahwa pandangan umum yang menganggap font serif lebih mudah dibaca di atas kertas dibandingkan sans serif tidak didukung bukti empiris yang kuat. “…’everybody knows’ that serif typefaces are easier to read on paper than sans serif typefaces is clearly untenable….”

 

Memilih Font yang Tepat untuk Desain

Dalam dunia desain, penting untuk mengingat bahwa pemilihan font harus mempertimbangkan tujuan komunikasi, audiens target, dan media yang digunakan. Menggabungkan elemen fungsional dan estetika dari font serif dan sans serif dapat membantu menciptakan desain yang efektif dan menarik.

 

Buku An Introduction to Information Design (2014) menekankan bahwa keterbacaan teks dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti pilihan font, ukuran, warna, penggunaan ruang, dan pengaturan tata letak. “How clear and easy is it to read a piece of text? There are many factors that may affect this, such as the choice of font, size, colour, the use of space and the arrangement within that space. The way in which the text is presented can also affect its readability; for example, whether typography is viewed on screen, on a page, or within a dedicated exhibition space with ambient lighting.”